Langit sudah semakin jingga, cahaya di sekitarku perlahan memudar, dan sayup2 tilawah tape recorder mulai bersahutan menggiring adzan maghrib. aku masih terpojok kaku disini,di dalam angkot mungil yg dijejali oleh belasan orang. Pengap,panas,sesak,lembab,dan ... muak.Saraf nosiseptifku pun mulai berteriak teriak,menyicil rasa nyeri yang menjalari seluruh tubuhku yg terjepit. Berusaha keras bergerak,percuma.akhirnya ak hanya terus berkonsentrasi menahan rasa nyeri ini,yg semakin ditahan semakin menjadi jadi. Di tengah konsentrasiku datanglah seorang wanita paruh baya,berpakaian kacau dan usang,kepalanya terlindung topi yg sekaligus menutupi matanya,tangan kirinya membopong selendang yg membungkus rapat seorang bayi mungil.tangan kanannya menengadah pada kami,para penumpang angkot.dengan memelas,ia memohon belas kasihan berupa recehan.sekian lama,tak satupun yg menggubrisnya.kami sudah terlalu repot menaruh tubuh masing2 didalam sini,bergerak saja tdk bs,apalagi harus merogoh receha
Manusia tidak harus berhasil dalam setiap prosesnya. Dia hanya harus berproses menuju keberhasilan. Karena dia adalah TUNAS YANG BERTUMBUH.